Jika Al-Qur'an Mudah, Mengapa Masih Memerlukan Tafsir?

Seorang anggota Nashiratul Ahmadiyah bertanya, "Allah Ta'ala berfirman di dalam Al-Qur'an, "Dan sesungguhnya Kami telah memudahkan Al-Quran untuk nasihat." (Al-Qamar:33) Pertanyaan saya adalah, jika memang demikian, lantas mengapa kita memerlukan tafsir-tafsir?

Huzur Anwar bersabda, "[Kami] telah membuatnya mudah’ – maksudnya hal-hal yang disebutkan di dalamnya telah dibuat mudah dari segi pengamalan. Nasihat-nasihat yang terang dan perintah-perintah yang jelas yang telah diberikan [oleh Allah] sangat mudah."

"Dan Allah Ta'ala telah berfirman bahwa perintah-perintah ini tidak sulit bagi umat manusia. Dari sisi kemampuan manusia, kekuatan dan kondisi batin manusia, memahami dan mengamalkannya tidaklah sulit. Itulah mengapa mengatakan bahwa 'Allah SWT telah memberi kita perintah yang sangat sulit' adalah salah."

“Ya, jika Anda tidak memahami sesuatu dan Anda merasa sulit, maka tersedia tafsir-tafsir. Para mufassirin, dengan menulis tafsir yang mudah dipahami, telah memungkinkan Anda untuk memahami [pengertiannya]. Namun, Allah Ta'ala juga telah mengajarkan bahwa orang-orang yang suci dan saleh, mereka memahami firman-Nya. Allah Ta'ala juga telah berfirman bahwa orang-orang yang zalim merugi karenanya, mereka tidak memahaminya – padahal itu bermanfaat bagi seorang mukmin. Orang yang zalim tidak memahaminya dan akan merugi dengan membacanya. Di satu sisi, Allah Ta'ala berfirman ada manfaat dalam membaca Al-Qur'an, dan di sisi lain, Dia mengatakan itu merugikan. Lalu siapa yang mendapat manfaat? Orang mukmin. Siapa yang merugi? Orang-orang kafir – yaitu mereka yang tidak mau percaya, yang tidak mau memahami."

“Jadi, Allah Ta'ala telah memberikan perintah-perintah seperti itu di dalam Al-Qur’an agar seseorang dapat mengamalkan dan mencapai tujuan hidupnya. Allah SWT telah berfirman bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Dan tata cara ibadah yang diajarkan Allah SWT bukanlah sesuatu yang tidak bisa dilaksanakan oleh seseorang."

"Allah Ta'ala memulai dengan 50 waktu salat [bagi umat manusia untuk dilaksanakan dalam satu hari] dan kemudian, Dia membuatnya lebih mudah secara bertahap, diakhiri dengan lima salat [sehari]. Jadi ini telah menjadi mudah bagi Anda, bukan? Dan lima waktu ini dari sisi fitrat dan tabiat manusia serta dari sisi waktu harian adalah yang dibutuhkan manusia untuk berdoa, dekat dengan Allah dan kemudian meraih kedekatan-Nya."

"Inilah yang dimaksud dengan membuatnya 'mudah'. Artinya mengamalkannya tidaklah sulit. Manusia menganggapnya sulit. Ya, bagi seorang mukmin, tidaklah sulit, namun bagi seorang kafir, sangat sulit. Mereka orang-orang mukmin meraih manfaat, sedangkan orang-orang kafir merugi.”

(Mulaqat Online Nashiratul Ahmadiyah Jerman dengan Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis atba., 14 November 2021)

Penerjemah: Muhammad Hasyim

Referensi: https://www.alfazl.com/2021/12/03/38329/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyejuk Mataku adalah Salat

Tujuh Makna Waqaf dan Tanggung Jawab Para Orang Tua Waqf-e-Nou

Bagaimana Menjalin Hubungan Yang Erat Dengan Allah Ta'ala?