Belajar Hikmah dari Seekor Unta

Untuk memudahkan manusia memahami ajaran-ajaran-Nya, Allah Ta'ala memberikan permisalan-permisalan dalam Al-Qur'an. Di antara permisalan-permisalan yang dikemukakan tersebut ada juga hewan-hewan, yang salah satunya adalah unta.

Unta memiliki kedudukan penting dalam agama-agama terdahulu. Unta sebagai sarana transportasi yang lazim di masa lalu, memiliki peranan penting dalam dakwah para Nabi. Sebut saja, Nabi Saleh a.s. yang menggunakan unta sebagai kendaraan beliau dalam berdakwah. Menghalangi langkah atau menyakiti unta beliau artinya sama saja dengan menghalangi dakwah beliau a.s.

Begitu juga dalam sejarah Islam, unta memiliki peranan yang penting baik itu sebagai alat transportasi ketika berhijrah maupun dalam berjihad, dan sebagainya.

Dalam bahasa Arab terdapat ribuan kata yang digunakan untuk unta. Namun di dalam Al-Qur'an terdapat dua tempat di mana Al-Qur'an menggunakan kata ibil (ابل) untuk unta. Kita baca dalam surah Al-Ghasiyah ayat 18:

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan.

Berbeda dengan kata jamal (جمل ) yang merupakan bentuk mufrad/tunggal, kata ibil (ابل) adalah bentuk jamak, artinya adalah kawanan unta. Akar kata ibil (ابل) juga berarti memilah dan mengumpulkan. Kata ini juga berarti biarawan, orang yang memberikan tarbiyat atau bimbingan.

Unta memiliki banyak kelebihan yang di dalamnya terdapat hikmah dan pelajaran bagi manusia, di antaranya adalah:

1. Di antara hewan lainnya unta adalah yang paling mampu untuk membawa beban yang berat dan melakukan perjalanan-perjalanan yang jauh. Ini mengajarkan kepada kita sebagai manusia hikmah kesabaran dan ketabahan dalam menjalani kehidupan kita. 

2. Unta menyimpan cadangan makanan dalam bentuk lemak khusus di punuknya dan menggunakan lemak tersebut sebagai sumber energi ketika ia melakukan perjalanan jauh. Artinya unta adalah hewan yang penuh persiapan. Ini mengajarkan kepada manusia untuk tidak lengah dan senantiasa siaga dengan perbekalannya menuju akhirat. Dan Allah Ta'ala menyatakan bahwa sarana perbekalan terbaik adalah takwa. Sebagaimana firman-Nya:

فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Sesungguhnya perbekalan terbaik adalah takwa. (Al-Baqarah: 198) 

Allah Ta'ala juga di tempat lain berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri. (Ali Imran : 103) 

Hadhrat Rasulullah Saw juga dalam suatu hadits memisalkan bulan Ramadhan sebagai punuk unta. Sebagaimana punuk unta menyimpan cadangan makanan untuk digunakan pada saat diperlukan, demikian juga orang mukmin pada bulan Ramadhan mengumpulkan makanan rohaninya untuk dirinya sehingga itu akan berguna baginya untuk hari-hari lainnya di tahun tersebut. 

3. Keistimewaan lainnya dari unta adalah kepatuhannya pada pemimpin. Ketika seekor unta diikatkan pada unta di depannya, maka ia tidak akan pernah berusaha untuk mendahului unta yang ada di depannya atau yang menjadi pemimpinnya. Seberapa banyak pun unta yang dihubungkan dalam satu barisan, mereka akan tetap seperti itu, mereka akan berjalan beriringan dalam suatu barisan mengikuti pemimpinnya. 

Unta yang dijadikan leader biasanya adalah unta yang paling berpengalaman dan sudah tahu jalan. Kemudian unta yang ada di belakangnya itu tidak ada satu pun yang memiliki motivasi untuk berjalan sejajar atau bahkan mendahului unta yang ada di depannya seperti halnya yang didapati dalam hewan lain seperti kuda, dsb. 

Dalam hal ini terdapat suatu pelajaran penting bagi manusia dalam fitrat unta, yakni untuk terciptanya persatuan betapa pentingnya keberadaan sosok seorang pemimpin/imam, dan guna mencapai tujuan-tujuan bersama yang ingin dicapai ketaatan kepada Imam menjadi satu hal yang mutlak. Jika kualitas semacam ini terdapat dalam diri unta yang sejatinya adalah khaadim bagi manusia, tentunya kualitas ini juga hendaknya ada dalam diri kita sebagai manusia dalam corak yang lebih sempurna, sebagaimana kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. 

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari salah satu hewan ciptaan Allah SWT ini. Semoga dalam diri kita tercipta kesabaran, ketabahan dalam kehidupan kita dan dalam menyebarkan Islam serta berjuang di jalan kebenaran, semoga senantiasa tercipta persatuan di antara kita, semoga tercipta jiwa ketaatan pada pemimpin dalam diri kita, semoga kita senantiasa berjalan di atas jalan ketakwaan dan senantiasa siap dengan bekal kita menuju akhirat, sebagaimana semua ini telah Allah Ta'ala siratkan dalam sifat-sifat istimewa seekor unta. Aamiin Allahumma aamiin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyejuk Mataku adalah Salat

Tujuh Makna Waqaf dan Tanggung Jawab Para Orang Tua Waqf-e-Nou

Bagaimana Menjalin Hubungan Yang Erat Dengan Allah Ta'ala?