Apakah Diperbolehkan Menggambar Manusia Atau Makhluk Bernyawa?

Seorang anggota lajnah bertanya, "Apakah diperbolehkan menggambar manusia atau makhluk bernyawa?".

“Menurut fiqh kita, ini tidak diperbolehkan, karena seseorang tidak bisa menunjukkan seluruh ekspresi, emosi dan lain-lain yang ada dalam diri manusia melalui sketsa dengan tangan. Mengambil gambar dengan kamera adalah hal yang benar-benar berbeda – semuanya ditampilkan dengan jelas melaluinya."

"Oleh karena itu, terkadang, beberapa anak dan ibu, dengan sangat bangga, datang dan menunjukkan kepada saya dan berkata, "Lihatlah, anak ini membuat gambar Anda dengan sangat baik' - atau gambar diri mereka sendiri - dan saya mengatakan, "Ini hal yang salah. Robek lah ini. Jangan pernah menggambar saya." Saya melarang anak-anak melakukan hal-hal seperti itu."

“Oleh karena itu, menggambar seseorang dengan tangan sepenuhnya salah dan tidak boleh dilakukan.”

"Fotografi adalah hal yang sama sekali berbeda dan itu juga hendaknya untuk tujuan tertentu. Terkadang orang mengambil foto untuk diri mereka sendiri sebagai ungkapan cinta. (Foto diambil juga) untuk passport, visa atau kartu Identitas. Ada keharusan di masa sekarang ini untuk beragam identitas."

"Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda bahwa, "Saya mengambil foto diri saya untuk tujuan bahwa, terkadang sebagian orang dapat mengenali dari garis muka, mereka memiliki ilmu Fisiognomi (ilmu firasat wajah atau ilmu membaca karakter seseorang lewat wajah) yang luar biasa, pengamatan mereka begitu baik sehingga mereka bisa melihat apakah seseorang itu baik atau tidak."

"Maka kemudian dengan itu timbul kesan positif pada mereka dan jalan pertablighan menjadi terbuka. Jadi inilah tujuan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. mengambil foto dan hendaknya ini juga yang menjadi tujuan para Khalifah. Bukan hanya dipasang untuk sekedar pajangan."

"Sebagian orang memasangnya di ruang tamu supaya ketika orang ghair datang dapat terbuka jalan pertablighan untuk mereka. Mereka bertanya, foto siapa ini? Ini siapa? Kemudian perlahan-lahan pembicaraan berlanjut."

"Jadi diperbolehkan juga untuk mengambil foto untuk tujuan apa pun yang baik. Tanpa alasan mengambil foto seorang suci, lalu mengatakan bahwa, "Ini adalah orang suci dan di rumah kami fotonya terpasang, dengan itu keberkatan akan turun di rumah kami, atau akan terjadi begini begitu," maka ini adalah hal yang keliru."

"Keberkatan itu turun dengan melakukan amalan, dengan melaksanakan perintah-perintah Allah Ta'ala, dengan beribadah kepada Allah Ta'ala, dengan melaksanakan perintah-perintah Rasul Allah Ta'ala, dengan beramal saleh, dengan menunaikan kewajiban ibadah, barulah keberkatan akan turun di rumah. Perintah ini juga terdapat dalam hadits. Untuk itu hendaknya berusahalah mencari keberkatan itu."

"Terakhir, sejauh menyangkut persoalan membuat sketsa dengan tangan, ini adalah hal yang salah, hendaknya jangan dilakukan. Ya, dibuat juga sketsa binatang yang semacam itu. Ini tidak masalah, namun hendaknya janganlah membuat sketsa manusia."

(Mulaqat Online Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis atba. bersama para mahasiswi Lajnah Imaillag Jerman, 28 November 2021)

Penerjemah: Muhammad Hasyim

Sumber:
https://www.alfazl.com/2021/12/15/38636/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyejuk Mataku adalah Salat

Tujuh Makna Waqaf dan Tanggung Jawab Para Orang Tua Waqf-e-Nou

Bagaimana Menjalin Hubungan Yang Erat Dengan Allah Ta'ala?