Ramadhan, Bulan Tilawat Al-Qur’an dan Dzikir Ilahi


Ramadhan adalah bulan yang sangat baik untuk mempertajam kerohanian dan meningkatkan amal-amal kebaikan. Suasana kebaikan terbentuk di mana-mana. Oleh karena itu, hendaknya perbanyaklah membaca Al-Qur’an Karim dan basahilah bibir kita dengan istighfar, sholawat dan doa-doa lainnya. Isilah waktu kita dengan pengkhidmatan kepada agama dan da’wat ilallah serta perbanyaklah ibadah.

Hadhrat Sahibzada Mirza Bashir Ahmad Sahib r.a. bersabda:

“Berilah perhatian yang khusus pada tilawat Al-Qur’an di bulan ini. Dan yang terbaik adalah, khatamkanlah Al-Qur’an dua kali atau minimal harus tamat satu kali. Dan di setiap ayat berkenaan dengan rahmat mohonlah rahmat Allah Ta’ala dan di setiap ayat berkenaan dengan azab bacalah istighfar.

Hendaknya berilah penekanan pada doa-doa dan dzikir ilahi di bulan ini, dan pada saat berdoa berusahalah untuk menciptakan kondisi seolah-olah kita duduk di hadapan Allah Ta’ala, yakni Allah Ta’ala sedang melihat kita dan kita sedang melihat Allah Ta’ala. Dalam berdoa, utamakanlah berdoa untuk kemajuan Islam dan Ahmadiyah, kesehatan dan umur yang panjang bagi Hadhrat Khalifah atba., dan untuk para mubaligh, para karyawan Jemaat dan para Darwesy Qadian dan kesuksesan dalam meraih tujuan-tujuan mereka. Di antara doa-doa yang umum, doa berikut ini:


رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِی الدُّنۡیَا حَسَنَۃً وَّفِی الۡاٰخِرَۃِ حَسَنَۃً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

adalah doa yang sangat luar biasa dan doa berikut ini:

لَاۤ اِلٰہَ اِلَّاۤ اَنۡتَ سُبۡحٰنَکَ ٭ۖ اِنِّیۡ کُنۡتُ مِنَ الظّٰلِمِیۡنَ

memiliki pengaruh luar biasa untuk pensucian jiwa. Dan doa berikut ini:

یَاحَیُّ یَاقَیُّوْمُ بِرَحْمَتِکَ نَسْتَغِیْثُ

adalah doa yang paling ampuh untuk memohon pertolongan Allah. Dan surah Al-Fatihah adalah yang terbaik dari doa-doa.

Membaca sholawat sebanyak-banyaknya adalah yang paling efektif untuk meraih keberkatan. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis bahwa, “Pada suatu malam saya membaca sholawat sedemikian banyaknya, sehingga hati dan dada saya menjadi harum. Pada malam itu saya melihat dalam mimpi bahwa para malaikat memanggul kantung-kantung berisi cahaya ke dalam rumah saya. Salah satu di antara mereka berkata, “Cahaya ini adalah buah dari sholawat yang engkau kirimkan kepada Muhammad Saw.” (Harian Al-Fazl, Rabwah, 9 Maret 1960)

Sayyidina Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. bersabda:

وَاِذَا سَاَلَکَ عِبَادِیۡ عَنِّیۡ فَاِنِّیۡ قَرِیۡبٌ ؕ اُجِیۡبُ دَعۡوَۃَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ ۙ فَلۡیَسۡتَجِیۡبُوۡا لِیۡ وَلۡیُؤۡمِنُوۡا بِیۡ لَعَلَّہُمۡ یَرۡشُدُوۡن

(البقرہ: 187)

“Karena sebelum dan setelah ayat ini disebutkan mengenai puasa, maka dengan perantaraan ayat ini orang-orang mukmin diingatkan bahwa Allah Ta’ala memang senantiasa mendengar doa-doa para hamba-Nya dan memenuhi keperluan-keperluan mereka, namun hari-hari di bulan Ramadhan dikhususkan untuk pengabulan doa. Oleh karenanya, ambillah manfaat dari hari-hari tersebut dan berusahalah untuk dekat dengan Allah Ta’ala. Kalau tidak, jika di bulan Ramadhan ini pun anda tetap dengan tangan kosong, maka tidak akan ada keraguan mengenai kemalangan anda.

Sebagaimana perhatian kaum yang teraniaya hanya tertuju pada satu arah, yaitu pada Allah Ta’ala, demikian juga pada bulan Ramadhan perhatian orang-orang Islam tertuju pada Allah Ta’ala. Dan rumusnya adalah, ketika sesuatu yang menyebar dibatasi, maka kekuatannya akan meningkat. Sebagaimana pada aliran sungai yang sempit, di sana kekuatan arus air menjadi sangat kuat. Demikian juga di bulan Ramadhan tercipta sarana-sarana yang menjadi penyebab terkabulnya doa-doa.

Di bulan ini, terdapat sekelompok besar kaum Muslimin yang bangun pada malam hari dan beribadah kepada Allah Ta’ala. Kemudian semua orang harus bangun untuk sahur dan dengan demikian setiap orang mendapatkan kesempatan untuk beribadah dengan satu dan lain cara. Pada waktu itu, ketika doa-doa ratusan ribu manusia sampai kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala tidak akan menolaknya, melainkan mengabulkannya. Pada saat itu Jema’at orang-orang Mukmin dalam kondisi menderita, lantas bagaimana mungkin doa mereka tidak dikabulkan? Doa yang dipanjatkan dalam kondisi sakit dan menderita pasti didengar. Sebagaimana setelah melihat kondisi kaum Nabi Yunus a.s., Allah Ta’ala lalu mengampuni mereka dan azab dihindarkan dari mereka. Penyebabnya adalah karena mereka semua berkumpul dan bersujud di hadapan Allah Ta’ala.

Alhasil, bulan Ramadhan sangat erat kaitannya dengan pengabulan doa. Ini adalah bulan di mana Allah Ta’ala menggunakan kata-kata qoriib (قَرِيْبٌ) berkenaan dengan orang-orang yang berdoa. Jika mereka tidak bisa mendapatkan bahkan ketika mereka dekat, lalu kapan mereka akan mendapatkannya? Ketika seorang hamba menggenggamnya dengan kuat dan membuktikan dengan amal perbuatannya bahwa ia sekarang akan meninggalkan pintu Tuhan Yang Maha Esa dan kemudian tidak akan pergi ke mana-mana, maka pintu karunia Tuhan terbuka padanya dan suara innii qoriib (اِنِّیْ قَرِیْبٌ) itu sendiri mulai terdengar di telinganya, yang tidak bisa memiliki makna lain, selain bahwa Allah Ta’ala bersamanya setiap saat. Dan ketika seorang hamba mencapai makam (kedudukan mulia) tersebut, ia hendaknya memahami bahwa ia telah mendapatkan Allah Ta’ala. ” (Tafsir Kabir, Hadhrat Muslih Mau’ud r.a., Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 187)

Hadhrat Khalifatul Masih Al-Rabi’ r.h. bersabda:

“Terdapat sebuah hadits yang dikutip dari Musnad Ahmad bin Hambal, jilid 2, halaman 75, terbitan Beirut. Yaitu, Hadhrat Ibnu Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Dari segi amalan, tidak ada hari yang lebih mulia dan dicintai di sisi Allah SWT selain sepuluh hari ini, yaitu sepuluh hari terakhir Ramadhan."

Dari segi amalan, keberkatan yang ada di hari-hari ini, tidak ada keberkatan seperti itu di 10 hari lain dan pada hari-hari lainnya. Jadi, mubarak! Masih tersisa beberapa hari lagi dan keberkatan ini belum sepenuhnya hilang mengucapkan selamat tinggal kepada kita. Jika anda menyambut hari-hari tersebut, maka keberkatan itu akan turun dan dapat menetap di rumah anda dan inilah arti kebaikan yang hakiki. Kebaikan adalah yang datang dan menetap, lalu tidak pergi meninggalkan.

Salah satu dzikir ilahi yang ditetapkan secara khusus oleh Rasulullah Saw pada hari-hari ini adalah Tahlil. Yang dimaksud tahlil adalah:

لَآ اِلٰہَ اِلَّا اللّٰہُ

yang kedua adalah takbir:

اَللّٰہُ اَکْبَرُ، اَللّٰہُ اَکْبَرُ

Yang ketiga adalah tahmid:

اَلْحَمْدُلِلّٰہِ، اَلْحَمْدُلِلّٰہِ

Inilah tiga dzikir sederhana yang setiap orang mampu dengan mudah untuk memberikan penekanan terhadapnya.” (Khutbah Jumat, 23 Januari 1998)


Alhasil, kita harus sangat menjaga dan mengatur bulan Ramadhan yang suci dan berberkat ini, supaya Ramadhan ini sepanjang tahun menjadi sumber kedamaian dan keselamatan bagi kita dalam segala aspek, baik secara jasmani, rohani maupun akhlak. Dan semoga bulan yang berberkah ini menjadi sarana penghapusan dan penebusan atas keburukan-keburukan dan dosa-dosa sepanjang tahun.

Semoga kita dapat menjadi orang-orang yang menjadikan nasihat-nasihat tersebut sebagai bagian dari kehidupan kita, dan tidak hanya di bulan Ramadhan, melainkan sepanjang tahun bibir kita basah dengan dzikir ilahi, dan kebiasaan menilawatkan Al-Qur’an sedemikian rupa melekat erat pada diri kita sehingga tidak mengendur di kemudian hari. Aamiin.

Sumber: https://www.alfazlonline.org/12/04/2022/58429/
Penerjemah: Muhammad Hasyim






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyejuk Mataku adalah Salat

Tujuh Makna Waqaf dan Tanggung Jawab Para Orang Tua Waqf-e-Nou

Bagaimana Menjalin Hubungan Yang Erat Dengan Allah Ta'ala?