Pentingnya Membaca Buku-buku Hadhrat Masih Mau'ud a.s. dan Keberkatannya


"Barangsiapa yang tidak membaca buku-buku saya sekurang-kurangnya tiga kali, dalam dirinya terdapat semacam ketakaburan."


وہ خزائن جو ہزاروں سال سے مدفون تھے

اب میں دیتا ہوں اگر کوئی ملے امیدوار


"Harta karun yang telah terkubur selama ribuan tahun, sekarang aku memberikannya, jika aku menemukan penerima yang layak."


Ini adalah sunnat Allah SWT yang senantiasa berjalan bahwa Dia mengutus Nabi-Nya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada makhluk-Nya, yang menjadi sarana untuk menegakkan satu hubungan yang hidup dan sejati antara Allah SWT dan makhluk-Nya. 


Di masa aakhariin Islam ini, ketika sesuai dengan nubuatan-nubuatan Hadhrat Rasulullah SAW masjid-masjid telah menjadi kosong, lentera petunjuk telah padam, para Ulama telah rusak dan kekuatan-kekuatan Dajjal siang malam mulai menyerang Islam serta pendiri Islam dan nama Islam hampir hilang, Tuhan Islam menurunkan kasih sayang-Nya pada umat ini dan Allah SWT telah membangkitkan Sayyidina Hadhrat Aqdas Mirza Ghulam Ahmad Sahib Qadiani a.s. sebagai Imam dan Mahdi di zaman ini sesuai dengan nubuatan-nubuatan yang disampaikan oleh lisan berberkat Hadhrat Muhammad Mushtofa SAW sebagai penggenapan dari wa aakhariina minhum, supaya ketauhidan-Nya unggul di dunia dan kebenaran Nabi kita tercinta Muhammad SAW dan Al-Quran menjadi jelas bagi dunia layaknya cahaya siang hari. 


Beliau a.s. menggunakan berbagai sarana untuk kejayaan Islam dan salah satu di antaranya adalah penulisan dan penyebaran buku-buku. Beliau a.s. telah menulis kurang lebih 85 buku.  Buku-buku Hadhrat Aqdas Masih Mau'ud a.s. yang berjumlah kurang lebih 85 buku ini mengandung segala macam ilmu yang terdiri dari 23 jilid Ruhani Khazain. 


Allah SWT memberikan julukan Sultanul Qalam kepada beliau a.s. dan menganugerahkan khazanah-khazanah rohani kepada beliau a.s. Allah SWT telah meletakkan sihir dalam tulisan-tulisan beliau a.s. yang menghidupkan kembali orang yang telah mati selama berabad-abad, mereka yang buta diberikan penglihatan dan ma'rifat-ma'rifat ilahi mengalir dari mulut mereka yang bisu. Umat manusia telah hidup kembali untuk selamanya dan mereka mengenali suatu kehidupan yang tidak mengenal kata kematian. 


Sungguh benar apa yang Hadhrat Aqdas Masih Mau'ud a.s. sabdakan:

"Barangsiapa yang minum dari cawan yang ada di tanganku yang telah dianugerahkan kepadaku, ia tidak akan pernah mati." (Izalah Auham, Ruhani Khazain, Jilid 3, Hal. 104) 


Hadhrat Abu Ad Darda r.a. meriwayatkan, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut... Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." (Tirmidzi, Kitaabul 'Ilmi, Baan Fii Fadhlil Fiqhi) 


Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, "Saya tidak bisa menulis satu huruf pun jika kekuatan Allah Ta'ala tidak bersama saya. Seringkali ketika tengah menulis saya melihat satu ruh Tuhan melayang-layang. Pena merasa lelah namun semangat di dalam diri tidak merasa lelah. Tabiat merasakan tiap-tiap huruf berasal dari Allah Ta'ala." (Malfuzat, Jilid 2, Hal. 483,Edisi 1988) 


Dalam hati Hadhrat Masih Mau'ud a.s. sedemikian rupa terdapat rasa simpati untuk menampilkan wajah Islam yang indah dan menawan dan untuk menunjukkan kepada khalayak kesempurnaan dan keindahannya. Untuk memperkirakannya mari kita renungkan sabda beliau a.s. berikut ini. Beliau a.s. bersabda:


"Di dalamnya terdapat kegembiraanku dan di dalamnya terdapat kesejukan hatiku bahwa apapun ilmu dan ma'rifat yang telah ditanamkan ke dalam hatiku akan aku resapkan ke dalam hati para hamba Allah. Apa yang diketahui oleh mereka yang tinggal jauh? Namun mereka yang sering datang mengetahui dengan baik bahwa betapa aku tenggelam dalam pekerjaan-pekerjaan penulisan dan betapa aku mengorbankan waktuku dan ketentraman jiwaku di jalan ini. Aku setiap saat sibuk dalam pengkhidmatan ini." (Majmu'ah Isytihaaraat, Jilid 3, Hal. 161, Edisi 1989) 


Hadhrat Masih Mau'ud a.s. diberikan kabar suka berikut ini melalui ilham bahwa:


"Kalam engkau telah dibuat fasih oleh Tuhan. Ada sesuatu dalam kalam engkau yang tidak dimiliki oleh para penyair." (Haqiqatul Wahy, Ruhani Khazain, Jilid 22, Hal. 105-106) 


Beliau a.s. bersabda: "Dalam diri saya terdapat satu ruh samawi yang berbicara yang menganugerahkan kehidupan pada setiap kata per kata dan huruf per huruf saya." (Izalah Auham, Ruhani Khazain, Jilid 3, Hal. 403) 


Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda: "Dan barangsiapa tidak mendengarkan dengan seksama sabda-sabda utusan dan rasul Allah dan tidak membaca dengan seksama tulisan-tulisannya, ia telah mengambil satu bagian dari ketakaburan. Jadi, berusahalah supaya tidak ada suatu pun bagian dari ketakaburan yang ada dalam diri kalian, sehingga kalian tidak binasa dan kalian bersama sanak keluarga kalian meraih keselamatan." (Nuzulul Masih, Ruhani Khazain, Jilid 18, Hal. 403) 


Beliau a.s. bersabda:

"Penting bagi teman-teman semua untuk membaca buku kami setidaknya sekali, karena ilmu adalah kekuatan dan kekuatan menciptakan keberanian." (Malfuzat, Jilid 4, Hal. 361, Edisi 1988) 


Sudah terbukti bahwa era Hadhrat Masih Mau'ud adalah era jihad pena. Dalam Tadzkirah halaman 408, dengan mengutip dari surat kabar Al-Hakam, tanggal 17 Juni 1901, Jilid 5, Nomor 22, tertulis ilham Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa, “Allah Ta’ala telah memberi nama saya yang lemah ini Sultanul Qalam dan memberi nama pena saya ini Dzulfiqar ‘Ali.”


Hari ini, jika kita ingin meraih kemajuan dalam medan pertablighan, maka untuk hal tersebut senjata terpenting setelah doa adalah buku-buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang dengan membacanya manusia meraih seluruh hakikat dan ma’rifat. 


Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda seraya menyebutkan para penentang beliau a.s.:


“Apakah mereka tahu bagaimana kata-kata dan kalimat-kalimat berdiri di hadapan bagaikan bala tentara ketika aku menulis dalam bahasa Arab.” (Malfuzat, Jilid III, Hal. 300-301, Edisi 1984)


Dalam satu riwayat didapati sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s. berkenaan dengan membaca sebanyak tiga kali:

“Barangsiapa yang tidak membaca buku-bukuku minimal tiga kali, dalam dirinya terdapat semacam ketakaburan.” (Siratul Mahdi, Jilid I, Bagian kedua, Hal. 365, Riwayat 410)


Hadhrat Maulwi Hasan Ali Sahib untuk pertama kalinya datang ke Qadian untuk mulaqat dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada tahun 1887. Beliau menuturkan mengenai mulaqat beliau dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s., “Singkatnya saya berpisah dengan beliau. Ketika berjalan pulang, beliau memberikan kepada saya yang lemah ini Barahin Ahmadiyah dan Surmah Casym Arya masing-masing satu jilid. Saya membaca buku-buku tersebut. Setelah membacanya saya mengetahui bahwa Hadhrat Mirza Sahib a.s. adalah seorang penulis berkedudukan tinggi. Khususnya setelah membaca tafsir surah Al-Fatihah dalam Barahin Ahmadiyah saya merasa sangat takjub dengan kecerdasan Mirza Sahib a.s." Setelah itu, ketika pada 1894 beliau datang untuk mulaqat dengan beliau yang kedua kalinya, beliau mendapatkan taufik untuk baiat. (Ashaab-e-Ahmad, Jilid 14, Hal. 49, Bab Maulwi Hasan Sahib r.a.)


Hadhrat Hakim Muhammad Husain Al-Ma’ruf Maryam Isa r.a. menjelaskan mengenai wasilah beliau menjadi Ahmadi bahwa beliau dulu biasa membaca buku-buku karya Almarhum Sir Syed Ahmad Khan. Setelah itu beliau mendengar mengenai Hadhrat Mirza Sahib a.s. dan melihat juga beberapa selebaran. Beliau juga mendapat kesempatan membaca Barahin Ahmadiyah. Dengan membacanya dalam hati beliau timbul gejolak kecintaan dan beliau pergi ke Qadian. Beliau menemui Hadhrat Masih Mau’ud a.s. melalui perantaraan Hadhrat Khalifatul Masih Al-Awwal r.a. dan mendapatkan karunia untuk baiat.” (Tarikh Ahmadiyah Lahore)


Tiga Nasihat untuk Setiap Ahmadi


Muhammad Rafiq Sahib BA dan Muhammad Karim Sahib datang dari Munger. Keduanya baiat pada kesempatan salat subuh. Setelah baiat, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:


"Banyaklah membaca buku-buku kami supaya mendapatkan pengetahuan dan selalu amalkanlah ajaran Bahtera Nuh serta selalulah berkirim surat.” (Malfuzat, Jilid 2, Hal. 502, Edisi 1988)


Dukungan Ilahi


Jika pekerjaan besar penulisan ini adalah untuk tujuan duniawi, maka akan membutuhkan kerja keras terus-menerus dari puluhan orang. Dikarenakan pekerjaan Khazanah Rohani ini bukanlah bersifat duniawi, bahkan ini adalah suatu pekerjaan yang murni lillaahi ta’ala, oleh karena itu Allah Ta’ala memberikan bantuan penuh kepada Al-Masih tercinta-Nya. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sendiri bersabda:


“Risalah-risalah ini ditulis dengan dukungan ilahi. Saya tidak menamainya sebagai wahyu dan ilham, namun saya harus katakan bahwa dukungan Allah Ta’ala yang istimewa dan ajaib telah mengeluarkan risalah-risalah ini dari tangan saya.” (Sirrul Khilaafah, Hal. 6, dikutip dari Al-Fazl, Rabwah, tanggal 25 Februari 2004)


Tarbiyat


Buku-buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. juga sangat penting dari sisi tarbiyat. Dengan membaca buku-buku tersebut manusia merasa hadir dalam persahabatan yang berberkat dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan amalan manusia menjadi semakin lebih baik, serta keburukan-keburukannya dari hari ke hari semakin menghilang. 


Hadhrat Khalifatul Masih Ats-Tsalits r.h. bersabda kepada para Khuddamul Ahmadiyah dalam kesempatan kelas tarbiyat: 


“Jika anda pulang dari sini dengan berjanji bahwa kami akan membaca buku-buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sebanyak 5 halaman setiap hari, bahkan saya turunkan syarat lima halaman ini, jika anda berjanji untuk membaca tiga halaman setiap hari, maka saya memberikan keyakinan kepada anda bahwa hanya dalam waktu tidak lama dalam diri anda akan tercipta satu revolusi besar dan keberkatan-keberkatan Allah Ta’ala akan turun kepada anda.” (Masy’al-e-Raah, Jilid 2, Hal. 45, dikutip dari harian Al-Fazl Rabwah, 3 Juni 2004, hal. 2)


Buku-buku Berbahasa Arab dengan Kefasihan Yang Tak Tertandingi, Mukjizat Agung Yang Menakjubkan


Karya tulis-karya tulis Hadhrat Aqdas Masih Mau’ud a.s. dalam bahasa Arab adalah satu mukjizat yang menakjubkan dan tak tertandingi. Beliau a.s. tidak mendapatkan pelajaran ilmu dan sastra bahasa Arab dari suatu Universitas atau Madrasah, melainkan beliau mempelajari beberapa buku bahasa Arab dari beberapa guru yang tidak terkenal. 


Di masa-masa awal pendakwaan beliau a.s., untuk menimbulkan prasangka buruk terhadap beliau a.s., para penentang menyebarkan isu bahwa beliau a.s. tidak ahli dalam bahasa Arab dan bahkan tidak bisa menulis satu ungkapan pun dalam bahasa Arab. Beliau a.s. bersujud di hadapan Allah Ta’ala dan berdoa kepada Allah Ta’ala, “Semoga Dia memberikan saya kesempurnaan dalam bahasa ini dan menjadikan saya tidak tertandingi dalam kefasihan dan kelancaran berbicara.” (Najmul Huda, Ruhani Khazain, Jilid 14, Hal. 108) 


Tuhan Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui telah mendengar doa beliau yang penuh rintihan ini dan menganugerahkan karunia pengabulan kepada beliau di singgasana-Nya. Sampai-sampai Dia telah mengajarkan kepada beliau a.s. 40.000 akar kata bahasa Arab dalam satu malam. Demikianlah kondisi keilmuan bahasa Arab beliau a.s., yakni Allah Ta’ala dengan karunia-Nya yang khas telah menganugerahkan kepada beliau a.s. ilmu bahasa Arab yang abadi.


Beliau a.s. telah menulis lebih dari 20 buku dan risalah dalam bahasa Arab. Beliau telah menantang orang-orang Arab dan non-Arab untuk dapat membuat tandingan buku-buku tersebut, beliau a.s. menyediakan hadiah-hadiah yang besar, namun tidak ada seorang pun yang sanggup untuk menjawab buku-buku tersebut dan pada hakikatnya bagaimana bisa seorang cendikiawan dunia menandinginya, karena buku-buku sang Sultanul Qalam ini secara mukjizat semata-mata merupakan bukti yang menakjubkan dari kekuasaan Tuhan.


Hadhrat Khalifatul Masih Al-Awwal r.a. yang untuk menuntut ilmu telah menjadi murid dari banyak guru-guru Arab maupun non-Arab, bersabda:


“Saya telah membeli buku-buku senilai jutaan rupee untuk mendapatkan ilmu Al-Qur’an. Saya juga tinggal di Mekah dan Madinah selama bertahun-tahun dengan ketertarikan supaya saya mengetahui di mana ayat tersebut turun. Namun saya belajar Al-Qur’an dari seorang Mirza.” (Tarikh Ahmadiyyah, Jilid 4)


Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. menjelaskan, “Buku-buku yang ditulis oleh seseorang yang kepadanya turun para malaikat, dengan membacanya pun para malaikat akan turun. Oleh karena itu, barangsiapa yang membaca buku-buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s., maka para malaikat akan turun kepadanya. Ini adalah satu poin istimewa, karena ketika membaca buku-buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. poin-poin dan ma’rifat-ma’rifat menjadi terbuka dan hanya dengan membacanya poin-poin dan keberkatan-keberkatan yang istimewa akan turun.” (Malaikatullah, Hal. 108)


Hadhrat Khalifatul Masih Ats-Tsalits r.h. bersabda, "Buku-buku Hadhrat Masih Mau'ud a.s. harus ada di setiap rumah dan harus ada pengaturan untuk membacakannya pada anak-anak." (Al-Fazl, 29 Oktober 1977) 


Demikian juga Hadhrat Khalifatul Masih Ar-Rabi' r.h. bersabda, "Di masa sekarang ini untuk tarbiyat anggota Jemaat tidak ada cara yang lebih baik dari membacakan kutipan-kutipan sabda Hadhrat Masih Mau'ud a.s. dan tidak ada cara yang memiliki dampak yang sedemikian besar.‘‘


"Kata-kata Hadhrat Masih Mau'ud a.s. sedemikian rupa keluar dari kedalaman hati dan merasuk hingga kedalaman hati dan ini adalah kalam dari seseorang yang berpengalaman yang dalam perkataannya tidak tercampuri kebohongan atau ria sedikitpun. Yang beliau a.s. sampaikan adalah kebenaran. Tidak ada yang dapat memberikan pengaruh lebih besar pada hati daripada hal ini." (Al-Fazl, 19 April 1998, dikutip dari harian Al-Fazl, Rabwah, 25 Februari 2004) 


Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis atba. bersabda, "Di zaman ini, seiring dengan memanjatkan doa-doa hendaknya ambillah manfaat  dari tafsir-tafsir dan ilmu kalam Hadhrat Masih Mau'ud a.s."


"Jika ingin memahami Al-Quran atau ingin memahami hadits-hadits, maka hendaknya berilah perhatian pada buku-buku Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Ini adalah nikmat besar bagi mereka yang bisa membaca bahasa Urdu, karena semua buku berbahasa Urdu, ada juga beberapa yang dalam bahasa Arab." (Khutbaat-e-Maaroor, Jilid 2, Hal. 401) 


Dalam pesan khusus beliau kepada para anggota Jemaat berkenaan dengan membaca buku-buku Hadhrat Masih Mau'ud a.s., Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis atba. bersabda:


“Saudara-saudaraku tercinta! Inilah mata air yang mengalir yang mana barangsiapa yang meminumnya akan mendapatkan kehidupan yang abadi dan sesuai dengan nubuatan junjungan kita Hadhrat Muhammad Mushtofa SAW:


یُفِیْضُ الْمَالَ حَتّٰی لَا یَقْبَلُہُ اَحَدٌ( ابن ماجہ)


"Dia lah Mahdi yang telah membagi-bagikan khazanah-khazanah hakikat dan ma'rifat sehingga mereka yang mendapatkannya tidak akan pernah melihat wajah kemiskinan dan kepapaan."


"Kita hendaknya membaca tulisan-tulisan berberkat tersebut sehingga hati kita dan dada kita serta pikiran kira disinari oleh cahaya yang di hadapannya segala kegelapan Dajjal akan hilang."


"Semoga kita dapat memperbaiki kehidupan kita dan anak keturunan kita dengan tulisan-tulisan berberkat ini dan semoga kita bisa menjadi orang yang menyalakan mercusuar perdamaian dan keamanan di hati kita dan rumah kita serta lingkungan masyarakat kita." (Pesan Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis atba. Kepada Para Anggota Jemaat Berkenalan dengan Muthola'ah Buku-buku Hadhrat Masih Mau'ud a.s.) 


Semoga kita menjadi orang-orang yang meraih faedah yang maksimal dari khazanah-khazanah rohani tersebut. Kita berdoa kepada Allah SWT semoga Dia memberikan taufik kepada kita untuk dapat membaca sekurang-kurangnya tiga kali buku-buku Hadhrat Masih Mau'ud a.s., memahaminya dan mengamalkannya. Aamiin. 


Sumber: https://www.alfazl.com/2021/09/30/35590/




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyejuk Mataku adalah Salat

Tujuh Makna Waqaf dan Tanggung Jawab Para Orang Tua Waqf-e-Nou

Bagaimana Menjalin Hubungan Yang Erat Dengan Allah Ta'ala?