Kiprah Khalifah Ahmadiyah Yang Tak Banyak Orang Tahu

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. dalam kunjungannya ke Capitol Hill, Washington D.C. USA.

Ketika berbicara mengenai terminologi Khilafah di masa sekarang ini, yang muncul di benak banyak orang adalah Khilafah politik yang memimpikan kedaulatan di sebuah wilayah teritorial, lengkap dengan kekuatan militer yang menjaganya, atau identik dengan kelompok tertentu yang berambisi untuk merubah dasar suatu negara menjadi "syariat Islam yang kaffah" menurut versi mereka. Seolah di masa sekarang ini image dari Khilafah adalah sebuah state project. Terlepas dari segala kontroversinya, tidak bisa dipungkiri ide Khilafah seperti ini telah berhasil menarik simpati sebagian orang, namun di sisi lain membuat pemerintahan yang berdaulat di suatu negara menjadi resah dan berhati-hati dengan kemunculan gerakan semacam ini.

Namun ada satu kekhilafahan yang luput dari perhatian masyarakat meskipun telah berdiri selama 113 tahun, yaitu Khilafah Ahmadiyah. Khilafah Ahmadiyah memiliki sebuah keunikan, alih-alih menjadikan state project sebagai sebuah tujuan, Khilafah Ahmadiyah sudah sedari awal berdirinya menyatakan diri sebagai sebuah gerakan murni kerohanian dan tanpa ambisi kekuasaan. Dalam Khilafah Ahmadiyah "diin" dan "daulah" adalah dua hal yang harus dipisahkan. Dengan prinsip seperti ini misi dakwah Khilafah Ahmadiyah telah berkibar di 213 negara. Mereka tidak menguasai teritori, tetapi dengan metode dakwah mereka yang humanis, mereka sukses merebut hati ratusan ribu manusia untuk bergabung dengan mereka setiap tahunnya. Di tahun 2019, Jamaah Ahmadiyah mengonfirmasi lebih dari 668.000 orang telah bergabung dengan mereka, dan di tahun 2020 kemarin meskipun dengan kondisi pandemi yang tengah melanda dunia, Khilafah Ahmadiyah telah sukses menarik hati lebih dari 112.000 jiwa.

Suasana baiat internasional yang dipimpin oleh Khalifah Ahmadiyah yang ke-5 pada Jalsah Salanah UK, 2016.

Apa yang menjadi rahasia sukses dakwah mereka sehingga menjadi salah satu gerakan Islam transnasional paling progresif saat ini? Tak lain adalah corak dakwah mereka yang humanis, mempromosikan ajaran Islam tentang cinta dan perdamaian. Hal ini secara jelas  tercermin dalam motto yang senantiasa mereka usung, "Love for all, hatred for none", cinta untuk semua, kebencian tidak untuk siapa pun. Sebuah kalimat lugas yang menyatakan zero tolerance terhadap kebencian, bahkan kepada yang mereka memusuhi sekalipun. 

Pencetus motto ini, Khalifah ke-3 Jamaah Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Nasir Ahmad r.h. dalam lawatannya ke Swiss di tahun 1967, dalam sebuah wawancara dengan media setempat diberikan pertanyaan berikut ini, "Anda adalah pemimpin tertinggi dari gerakan Ahmadiyah, peranan apa yang dimainkan oleh gerakan ini dalam Islam?".

Hadhat Mirza Nasir Ahmad r.h. memberikan jawaban yang memberikan gambaran secara umum mengenai bagaimana prinsip dakwah yang dilakukan Ahmadiyah, "Gerakan ini memainkan peranan sebagai berikut; kami percaya bahwa Imam Mahdi telah datang untuk menciptakan kondisi damai di dunia ini. Kami percaya pada kesetaraan manusia dalam supremasi hukum dan kami menentang semua jenis penindasan."

Selanjutnya wartawan media tersebut kembali bertanya, "Lalu bagaimana Anda menjalankan misi Anda di Eropa?". Hadhat Mirza Nasir Ahmad r.h. menjawab dengan singkat dan indah, "Kami mencoba untuk memenangkan hati." 

Dengan corak dakwah seperti ini, Khilafah Ahmadiyah telah memberikan kiprah yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam upaya dakwah Islam. Mereka telah menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam 75 bahasa dunia dan menyebarluaskannya ke seluruh dunia. Bahkan 50 di antaranya tersedia secara online dalam website resmi internasional mereka. 

Pondasi penting dari sebuah misi dakwah Islam adalah pembangunan masjid-masjid. Dalam hal ini, Khilafah Ahmadiyah berada di garis terdepan. Contoh utama dari hal ini adalah pembangunan masjid pertama di London - jantung Kerajaan Inggris - pada tahun 1924, yang didanai oleh para wanita Muslim Ahmadiyah (kebanyakan dari mereka sangat miskin) atas perintah Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a., Khalifah mereka yang kedua. Perlu diingat bahwa pada tahun 1910, juga ada penggalangan dana pembangunan Masjid London yang diinisiasi oleh umat Islam di Inggris di mana sejumlah dana diberikan oleh pemimpin Iran, “Khalifah” Ottoman dll. Namun proyek tersebut terbengkalai dan tidak ada hasil yang terlihat.

Penduduk lokal London berkerumun untuk mendapatkan view terbaik Masjid pertama di London yang dibangun oleh Jemaat Ahmadiyah pada kesempatan peresmiannya di tahun 1926.

Kemudian ada Masjid Basharat, sebuah masjid yang diresmikan pada 10 September 1982 di Pedro Abad, Provinsi Cordoba, Spanyol oleh Khalifah ke-4 Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h., sedangkan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Khalifah ke-3 Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Nasir Ahmad r.h.. Masjid ini adalah masjid pertama yang dibangun sejak kejatuhan kekuasaan Islam di Andalusia di akhir abad ke-15.

Masjid Basharat di Pedro Abad, Cordoba, Spanyol. Ini merupakan masjid pertama yang dibangun di Spanyol sejak kejatuhan kekuasaan Islam di Spanyol akhir abad ke-15.

Berbicara mengenai kiprah Khilafah Ahmadiyah hari ini, Khalifah Ahmadiyah yang ke-5, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. berkeliling menyampaikan pesan Islam di hadapan para pemimpin dunia dan para anggota parlemen. Beliau berdiri di panggung dunia dengan keyakinan kuat atas apa yang ia sampaikan. Beliau berbicara secara langsung kepada mereka dengan kata-kata yang lugas tentang ketidakadilan yang dilakukan oleh para pemimpin politik dan negara dan menyeru mereka untuk menegakkan keadilan demi terciptanya perdamaian dunia. 

The House of Commons yang adalah gedung parlemen Inggris, Markaz Besar Militer Jerman di Koblenz, Capitoll Hill - Washington DC USA, Parlemen Eropa di Brussel-Belgia, Gedung Parlemen-London UK, Gedung Parlemen Nasional Selandia Baru - Wellington Selandia Baru, adalah secuil dari deretan panjang panggung dunia yang telah dijajaki oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. untuk menyampaikan dakwah Islam dan mempromosikan perdamaian.

Banyak yang menuduh bahwa Khilafah Ahmadiyah adalah agen Inggris, tetapi faktanya Khalifah Ahmadiyah lah yang tanpa henti secara efektif dan terbuka melawan sentimen anti muslim & Islamophobia di dunia barat, langsung di hadapan para politikus dan institusi politik Barat. 

Lihatlah bagaimana dunia barat mengapresiasi kinerja Khilafah Ahmadiyah ini; setelah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad r.h. menyampaikan pidato yang berjudul "Jalan Menuju Perdamaian: Hubungan Antar Bangsa" di Gedung Capitol Hill, Kongres Amerika Serikat pada 27 Juni 2012 mengeluarkan "Resolusi No. 709" yang isinya antara lain adalah:

1) Menyambut Yang Mulia, Masroor Ahmad di Washington DC.

2) Memuji Yang Mulia atas upaya secara individu mempromosikan perdamaian dunia serta keadilan dunia, dan

3) Memuji Yang Mulia atas kegigihannya dalam memberi arahan dan nasihat bagi para Muslim Ahmadi untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kekerasan, walaupun mereka sedang menghadapi penganiyaan berat. 

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. menyampaikan pidato bersejarahnya
di Capitol Hill, Washington D.C. USA.

Adakah pemimpin Muslim lainnya yang bisa merepresentasikan Islam di panggung dunia seperti yang dilakukan oleh Khalifah Ahmadiyah? 

Terlepas dari segala kontroversinya di tengah masyarakat, Khilafah Ahmadiyah telah menunjukkan kiprah mereka dalam dakwah Islam di dunia modern ini. Dan kehadiran dakwah mereka di negara manapun tidak mendapatkan kecurigaan dari pemerintahan yang berdaulat di sana, karena mereka adalah Khilafah Non-Politik, sebagaimana yang disampaikan Khalifah mereka saat ini, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba., "Sebagai Muslim Ahmadi, mereka menjadi warga negara yang setia kepada negara di mana mereka berada. Tidak ada pertentangan antara cinta mereka pada Islam dan cinta pada negara. Di manapun mereka tinggal, Muslim Ahmadi adalah warga negara yang sangat taat hukum." 

Khilafah Ahmadiyah adalah bentuk khilafah rohaniah yang bertujuan untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan dan membumikan pesan perdamaian, keadilan, toleransi, cinta dan kasih sayang di dunia, tanpa embel-embel ambisi kekuasaan. Konsep Khilafah seperti ini bisa menjadi alternatif kerinduan umat akan adanya Kekhilafahan yang ramah lingkungan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyejuk Mataku adalah Salat

Tujuh Makna Waqaf dan Tanggung Jawab Para Orang Tua Waqf-e-Nou

Bagaimana Menjalin Hubungan Yang Erat Dengan Allah Ta'ala?